Empat puluh lima menit. Sungguh mengobati kerinduanku pada ayah, dan mamah tercinta di rumah. Walaupun hanya obrolan via telepon tapi itu terasa cukup buat saya setelah 2,5 bulan tidak bersua dengan mereka.
Perbincangan pun mengalir… dari mulai yang membuat ku menyunggingkan senyuman hingga terbahak, bahkan yang membuatku hampir menangis. Yang terakhir ini pada saat ku bicara dengan ayah.
Selalu ada haru ketika ayah menasihati ku dengan mengaitkannya pada pengalamannya. Perasaan itu selalu menyeruak, bahkan seperti tadi ketika aku bahkan tak melihat raut sayunya. Ayah…
Ayah„ Mamah… Rinduku melebihi apa yang kalian tahu, melebihi apa yang bisa ku ungkapkan.
Cinta ini tak sedangkal ucapan dan sikap ku. Sungguh…
Salam rindu yang teramat pilu..