29 Oktober 2011
#gombalsatpam #berantai #end.
e s i t u b e k u, d i a d i n g i n d a n k a k u
E s i t u b e k u, d i a d i n g i n d a n k a k u. D a n a p i, k e k a s i h n y a i t u m e m a n g h e b a t. D i a s e l a l u b e r h a s i l m e l e l e h k a n n y a. M e r e k a p a s a n g a n s e r a s i.
D a n s i k a p d i a d i n g i n , a k u i k u t d i n g i n . s i k a p d i a h a n g a t , a k u i k u t h a n g a t . s i k a p d i a k e r a s , a k u i k u t k e r a s ..
akuuuu... ingin meneruskan tulisan ini...jadi M a l e s!!
27 Oktober 2011
Bon Jovi - Thank You For Loving Me
i only wish i could dedicate this to someone someday.......
It's hard for me to say the things
I want to say sometimes
There's no one here but you and me
And that broken old street light
Lock the doors
We'll leave the world outside
All I've got to give to you
Are these five words when I
Thank you for loving me
For being my eyes when I couldn't see for
Parting my lips when I couldn't breathe
Thank you for loving me
Thank you for loving me
I never knew I had a dream
Until that dream was you
When I look into your eyes
The sky's a different blue
Cross my heart
I wear no disguise
If I tried, you'd make believe
That you believed my lies
Thank you for loving me
For being my eyes when I couldn't see
For parting my lips when I couldn't breathe
[- From :http://www.elyrics.net/read/b/bon-jovi-lyrics/thank-you-for-loving-me-lyrics.html -]
Thank you for loving me
You pick me up when I fall down
You ring the bell before they count me out
If I was drowning you would part the sea
And risk your own life to rescue me, yeah
Lock the doors
Leave the world outside
All I've got to give to you
Are these five words when I
Thank you for loving me
For being my eyes oh, when I couldn't see
You parted my lips when I couldn't breathe
Thank you for loving me
When I couldn't fly
Oh, you gave me wings
You parted my lips when I couldn't breathe
Thank you for loving me
Thank you for loving me
Thank you for loving me
Oh for loving me
18 Oktober 2011
Benarkah Allah telah memberikan yang terbaik?
Maka Allah menyetujui bahwa yang kita minta itu memang yang terbaik untuk kita.
Bila Allah LAMBAT mengabulkannya.
Artinya Allah ingin menguji kita.
Apakah kita akan berusaha keras untuk mengejar/mewujudkan permintaan tersebut.
Apakah permintaan kita itu memang benar-benar yang kita inginkan.
Apakah yang kita minta itu benar-benar memang terbaik untuk kita.
Karena yang kita inginkan belum tentu terbaik untuk kita.
Bila Allah TIDAK mengabulkan doa kita.
Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya permintaan kita itu telah dikabulkan Allah dengan sesuatu yang lebih indah dan lebih membahagiakan.
Hanya saja kita sering baru menyadarinya setelah bertahun-tahun kemudian.
Tetaplah berprasangka baik pada Allah dalam keadaan apapun.
Karena apapun yang sedang dan telah terjadi, sesungguhnya itulah yang terbaik bagi kita.
Sehingga kita (saya dan Anda) berkewajiban untuk SELALU IKHLAS dan MENSYUKURI apa pun kondisi kita.
Ditulis oleh Burhanudin Damar, Jakarta.
11 Oktober 2011
Beda antara Cinta dan Cocok
Penulis: Dr. Paul Gunadi
Salah satu alasan paling umum mengapa kita menikah adalah karena cinta-- cinta romantik, bukan cinta agape, yang biasa kita alami sebagai prelude ke pernikahan. Cintalah yang meyakinkan kita untuk melangkah bersama masuk ke mahligai pernikahan.
Masalahnya adalah, walaupun cinta merupakan suatu daya yang sangat kuat untuk menarik dua individu, namun ia tidak cukup kuat untuk merekatkan keduanya.
Makin hari makin bertambah keyakinan saya bahwa yang diperlukan untuk merekatkan kita dengan pasangan kita adalah kecocokan, bukan cinta.
Saya akan jelaskan apa yang saya maksud.
Biasanya cinta datang kepada kita ibarat seekor burung yang tiba- tiba hinggap di atas kepala kita. Saya menggunakan istilah "datang" karena sulit sekali (meskipun mungkin) untuk membuat atau mengkondisikan diri mencintai seseorang.
Setelah cinta menghinggapi kita, cinta pun mulai mengemudikan kita ke arah orang yang kita cintai itu. Sudah tentu kehendak rasional turut berperan dalam proses pengemudian ini. Misalnya, kita bisa menyangkal hasrat cinta karena alasan-alasan tertentu. Tetapi, jika tidak ada alasan-alasan itu, kita pun akan menuruti dorongan cinta dan berupaya mendekatkan diri dengan orang tersebut.
Cinta biasanya mengandung satu komponen yang umum yakni rasa suka.
Sebagai contoh, kita berkata bahwa pada awalnya kita tertarik dengan gadis atau pria itu karena sabarannya, kebaikannya menolong kita, perhatiannya yang besar terhadap kita, wajahnya yang cantik atau sikapnya yang simpatik, dan sejenisnya. Dengan kata lain, setelah menyaksikan kualitas tersebut di atas timbullah rasa suka terhadapnya sebab memang sebelum kita bertemu dengannya kita sudah menyukai kualitas tersebut. Misalnya, memang kita mengagumi pria yang sabar, memang kita menghormati wanita yang lemah lembut, memang kita mengukai orang yang rela menolong orang lain dan seterusnya.
Jadi, rasa suka muncul karena kita menemukan yang kita sukai pada dirinya.
Saya yakin cinta lebih kompleks dari apa yang telah saya uraikan.
Namun khusus untuk pembahasan kali ini, saya membatasi lingkup cinta hanya pada unsur suka saja. Cocok dan suka tidak identik namun sering dianggap demikian. Saya berikan contoh.
Saya suka rumah yang besar dengan taman yang luas, tetapi belum tentu saya cocok tinggal di rumah yang besar seperti itu. Saya tahu saya tidak cocok tinggal di rumah sebesar itu sebab saya bukanlah tipe orang yang rajin membersihkan dan memelihara taman (yang dengan cepat akan bertumbuh kembang menjadi hutan). Itulah salah satu contoh di mana suka tidak sama dengan cocok. Contoh yang lain. Rumah saya kecil dan cocok dengan saya yang berjadwal lumayan sibuk dan kurang ada waktu mengurusnya.
Namun saya kurang suka dengan rumah ini karena bagi saya, kurang besar (tamannya). Pada contoh ini kita bisa melihat bahwa cocok berlainan dengan suka. Pada intinya, yang saya sukai belum tentu ocok buat saya; yang cocok dengan saya belum pasti saya sukai. Sekarang kita akan melihat kaitannya dengan pemilihan pasangan hidup.
Tatkala kita mencintai seseorang, sebenarnya kita terlebih dahulu menyukainya, dalam pengertian kita suka dengan ciri tertentu pada dirinya.
Rasa suka yang besar (yang akhirnya berpuncak pada cinta) akan menutupi rasa tidak suka yang lebih kecil dan -- ini yang penting -- cenderung menghalau ketidakcocokan yang ada di antara kita. Di sinilah terletak awal masalah.
Ini yang acap kali terjadi dalam masa berpacaran.
Rasa suka meniup pergi ketidakcocokan di antara kita, bahkan pada akhirnya kita beranggapan atau berilusi bahwa rasa suka itu identik dengan kecocokan. Kita kadang berpikir atau berharap, "Saya menyukainya, berarti saya (akan) cocok dengannya." Salah besar!
Suka tidak sama dengan cocok; cinta tidak identik dengan cocok!
Alias, kita mungkin mencintai seseorang yang sama sekali tidak cocok dengan kita.
Pada waktu Tuhan menciptakan Hawa untuk menjadi istri Adam, Ia menetapkan satu kriteria yang khusus dan ini hanya ada pada penciptaan istri manusia, yakni, "Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." (Kejadian 2:18).
Kata "sepadan" dapat kita ganti dengan kata "cocok." Tuhan tidak hanya menciptakan seorang wanita buat Adam yang dapat dicintainya, Ia sengaja menciptakan seorang wanita yang cocok untuk Adam.
Tuhan tahu bahwa untuk dua manusia bisa hidup bersama mereka harus cocok.
Menarik sekali bahwa Tuhan tidak mengagungkan cinta (romantik) sebagai prasyarat pernikahan. Tuhan sudah memberi kita petunjuk bahwa yang terpenting bagi suami dan istri adalah kecocokan. Ironisnya adalah, kita telah menggeser hal esensial yang Tuhan tunjukkan kepada kita dengan cara mengganti kata "cocok" dengan kata "cinta." Tuhan menginginkan yang terbaik bagi kita; itulah sebabnya Ia telah menyingkapkan hikmat-Nya kepada kita.
Sudah tentu cinta penting, namun yang terlebih penting ialah, apakah ia cocok denganku?
Saya teringat ucapan Norman Wright, seorang pakar keluarga di Amerika Serikat, yang mengeluhkan bahwa dewasa ini orang lebih banyak mencurahkan waktu untuk menyiapkan diri memperoleh surat ijin mengemudi dibanding dengan mempersiapkan diri untuk memilih pasangan hidup. Saya kira kita telah termakan oleh motto, "Cinta adalah segalanya," dan melupakan fakta di lapangan bahwa cinta (romantik) bukan segalanya.
Jadi, kesimpulannya ialah, cintailah yang cocok dengan kita!
Sumber: Buletin PARAKALEO, Vol.V/No.3/Edisi Juli-September 1998
07 Oktober 2011
05 Oktober 2011
Jaci Velasquez - Flower in the Rain
Who lifts me up
And gives me water from the well
But there's a hole
That seems to drain it all away
And once again I'm left in fear and doubt
When all my strength is crying out
CHORUS:
So here I am again
Willing to be opened up and broken like a flower in the rain
Tell me what have I to do
To die and then be raised
To reach beyond the pain
Like a flower in the rain
The evil wind, it blows a storm
To rock my world
Just when I think I'm safe and warm
I'm led astray far too easily
It's always hard for me to say I'm wrong
Until I know I can't go on
CHORUS
Lord, You have searched me
And know when I sleep and when I rise
You're familiar with all my ways
Even the darkness will shine
Like the day
When you look into my heart
CHORUS
...a deeply touching song, pokoƩ love this song...so, so, so, much!! like flower in the rain... God loved the broken and contrite hearts,'n i believe in You... God continue to help me have a quiet heart..
03 Oktober 2011
bisa tapi SULIT!, atau sulit tapi BISA!?
“BISA TAPI SULIT, ATAU SULIT TAPI BISA?”
(Yeremia 31:31-37; Roma 6:1-14)
Seorang pelari marathon harus menempuh jarak sejauh 42,195 km. Bukan jarak yang pendek, tentu saja. Untuk dapat menyelesaikan jarak sedemikian, seorang pelari marathon tidak dapat mengandalkan ketrampilannya mengayunkan kaki untuk berlari saja. Lebih dari itu, ia harus mempunyai mental baja, hati yang teguh, dan komitmen yang kokoh. Ia harus terus berlari ke depan, tanpa terlalu memusingkan berapa kilometer yang sudah ia tempuh, atau berapa kilometer lagi yang masih harus ia tempuh. Ia hanya terus berlari, berlari, dan berlari. Dengan kata lain, seorang pelari marathon bukan hanya dituntut untuk bersaing mengalahkan para pelari lainnya, namun yang paling berat adalah : mengalahkan diri sendiri. Mengalahkan kelelahan tubuh dan keinginan untuk berhenti berlari.
Kerap kali dalam hidup ini, kita pun dituntut untuk mengalahkan diri kita sendiri. Mengalahkan keinginan untuk berhenti dan menyerah di tengah perjuangan. Saat menyelesaikan pekerjaan yang menumpuk hingga larut malam. Ketika harus mengerjakan pelayanan ke tempat yang jaraknya jauh. Atau, ketika harus terus bersabar menghadapi orang yang selalu melakukan kesalahan atau mengesalkan hati kita. Jujur saja, dalam situasi-situasi seperti itu, kita menjadi sangat mudah tergoda untuk menyerah. Untuk masa bodoh dengan masa depan. Untuk tak ambil peduli dengan kepentingan orang lain. Atau, membuang pengharapan untuk menjaga relasi dengan orang lain.
Tuhan tak pernah menyerah pada kita. Betapa pun kita selalu jatuh bangun dalam kehidupan ini, kasih setia-Nya senantiasa menyambut kita dengan tangan yang terbuka. Atas setiap pelanggaran, Tuhan menunggu kita datang pada-Nya mohon pengampunan. Karenanya, jangan pernah menyerah dalam mencoba hidup seturut kehendak-Nya. Memang sulit, tapi pasti bisa! Tuhan memberkati.
Saudaraku, tidak inginkah kita naik tangga iman yang lebih kuat? Ataukah kita ‘telanjur nyaman’ dengan hidup suam-suam kuku saja? Tidak panas tidak dingin? Tidak ada visi? Tidak ada motivasi?
Mari, saatnya menepis semua dalih yang melemahkan, Mari tumbuhkan visi, memandang dengan cara baru,
Mari gelorakan gairah dan semangat kuat untuk hidup seperti Kristus,
Mari andalkan kuasa Roh Kudus yang memampukan,
Maka kelak, Kristus bersabda,” baik sekali hidupmu anakKu, terimalah mahkota kehidupan sejati!”
01 Oktober 2011
Percakapan Antara Petugas Perpus dan Murid SD
Alvin : "Siang... Ibu, mau pinjam buku.."
Petugas : " Siang... Alvin, iya sini bukunya biar Ibu cap dulu yaa.."
Alvin : "Ibu namanya siapa?! dan apa nama facebooknya Ibu..?!"
Petugas : " :) *senyum* masa Alvin ga tahu nama Ibu..?!?
Alvin : "Bukan gak tahu, Bu... tapi lupa."
Petugas: "O..oo..., hmm..facebook?? emang Alvin punya facebook ya..?!?"
Alvin : "Gaakkk, itu Om.. *sambil ngelirik keluar ruangan* itu Om kepengin tahu nama sama facebooknya..Ibu."
Petugas : "Mmhhhmmm..."
Alvin : "Jadi namanya Ibu siapa...?!?"
Petugas : "Nama saya, Dwi :) "
Alvin : Makacih... ibu Dwi"
Petugas : " ( "_"!) sama-sama... "