Setelah Aku Meletakkan Telepon

Mamahku selalu saja ingin tahu siapa yang sedang dekat denganku.
jadi ku beri tahu dia.
"si A... begini..."
"si B... begitu..."
"si C... begini... begitu..." kataku. Semua ga jelaaaaasss

"cuma teman"
"teman dari mana?" ia ingin tahu (bukan tempe) hihiii...
"teman pelayanan di gerejalah.."
"kau yakin dia cuman teman? dari antara smua.." tanyanya
"seratus persen yakin, " sahutku.
"yaa.. sabaaarr," ujarnya
"bukan masalah"

"Mamah, punya satu teman untukmu,"
"haaa... apaaa?!?"sahutku kaget.
"iya.. begini.. begitu..." ujarnya
"pikirkan... nduk, yang penting seiman, jangan pilih-pilih,"

"ihhh... Ya, jelas harus pilih-pilih dong! klo tiba-tiba dia ternyata gak bener, gimana?"
Pastinya akan kupikirkan.. "kalo sudah seimanpun, belum tentu cocok, kan?"
"hwaduuuh..." sahut Mamah, tu..uh khan apa mamah bilang?!?
dari dulu juga dengerin apa kata Mamah...

"Yah.. gimana dong, dulu aku memang terlalu lama menghabiskan waktu dengan orang yang salah. Sekarang, aku lagi sibuk-sibuknya. tapi aku tetap mencari kok!"sahutku
tapi banyak teman-temanmu yang udah menikah.. nduk,
teruuuss? Ah seneng juga kok, tetap melajang. Enggak ada yang melarang klo mau keluar kota, dan enggak perlu kompromi soal apapun." jawabku
"pokoknya pikirkan lagi yg tadi Mamah ceritain, karna mamah slalu berdoa 'n percaya bahwa Tuhan slalu pakai siapapun untuk menjawab doa hambanya."
"ya.. aku bukannya gak mau mikir, tapi berhikmat juga khan...", "aku masih mencari pria beruntung yang akan mendapatkanku..."

Maaf..Mah, kerjaanku masih banyak neh... mo beres 'n mo siap-siap pulang,
iya nduk.. sahut Mamah
tut.. tut.. tuuutt....

perasaanku campur aduk, karena sebagian diriku merasa jengkol, ups! jengkel ia begitu ingin m*****aku, tapi bagian dirriku yang lain senang ia slalu mengertiku.
*ntah berapa lembar tisu yang kuhabiskan di sore itu.......