Sudah yakin, tempat berikut yang ku tuju jelas sebuah kamar mandi, yang bagi sebagian orang itu adalah tempat ternyaman karena bisa menikmati kesegaran air, bagi yang lain, itu tempat untuk mencari inspirasi. Selesai mandi dan berpakaian rapi, segera menyiapkan sepeda motorku, selesai semua itu aku mulai berkendara menuju kantor. Dan buat sebagian orang, di kota tertentu, kemacetan menjadi bagian hidup yang menyebalkan, yang menyita cukup banyak waktu kalau di hitung2.. tapi kucoba menikmatinya dengan sabaaar.
***
Sesampai di kantor, sejumlah aktivitas kantor sudah menunggu. Dari obrolan ringan dengan satpam, pekarya(office boy), sampai omelan atasan yang kasar (bla.. bla.. bla.. bla.. bla..) seringkali menambah hiasan hidup kita ditengah kesibukan kantor.
***
Hingga aku menerima sebuah pesan singkat dari seorang teman yang sedang mengambil pendidikan teologia, yang isinya "Shalom.. met beraktifitas.. "Dilayani atw Melayani", "Dikasihi atw Mengasihi", Dicintai atw Mencintai"...??? Gbu. Pesan singkat itu membuat ku termenung sejenak akan arti sebuah kata-kata itu, yaa... aku berpikir... manusia 'emang harus' butuh Tuhan.
Singkatnya begini… manusia butuh dilayani, Tuhan ‘butuh’ melayani. (jadi klop deh… satu memberi, lainnya menerima).
Tujuan bahwa Tuhan datang ke dunia, semata2 untuk menyelamatkan dunia, udah jelas di Alkitab.
Matius 18:11 Karena Anak Manusia datang untuk menyelamatkan yang hilang."
Markus 10:45 Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
Kalau begitu, di Perjanjian Lama, Tuhan yang cemburu juga bisa diartikan cemburu karena tidak diberi kesempatan mengasihi, dan bukan karena tidak dikasihi.
Jadi inget.. dengan hukum kasih? Kasihilah Tuhan Allahmu… kasihilah sesamamu manusia… right?
Klo aku pikir2 lagi, ini bukan perintah yang bisa kita usahakan untuk kita lakukan. Menurutku, mengasihi Tuhan dan mengasihi manusia akan menjadi ‘buah’ otomatis dari hidup kita, ketika kita menyediakan diri untuk dikasihi oleh Tuhan. Nah, menyediakan diri untuk dikasihi oleh Tuhan inilah yang harus diusahakan.
Akibatnya dalam hidup kita, saat Teduh pagi, atau kebaktian di gereja, atau bahkan ambil bagian dalam pelayanan,… perlu dilihat dari sudut pandang yang baru. Bukan HANYA merupakan tindakan kita memberi kasih pada Tuhan, tetapi lebih kepada kesediaan kita untuk dikasihi oleh Tuhan. Selama ini bukankah bentuk2 ibadah ini sering dianggap sebagai pengorbanan kita pada Tuhan? Tapi mestinya kebalik. Justru Tuhan yang (kok mau2nya) repot2 melayani kita di kebaktian2 itu. Kalau kita bosen saat teduh, bosen kebaktian,mungkin karena kita sedang berupaya memberikan sesuatu pada Tuhan, dan bukannya berusaha available untuk dikasihi Tuhan. Kan sering tuh, kita pokoknya tetep disuruh setia, walaupun di gereja atau di saat teduh merasa ga dapat apa2. Mungkin harusnya, kita memang perlu ‘mendapat’ sesuatu dari Tuhan (terlepas dari kerasa atau ga kerasa sih…). Gereja yang ‘gagal’ memberikan sesuatu bagi jemaatnya, perlu mengkoreksi diri mungkin?
Sampai di sini, aku mencoba menyimpulkan, bahwa mungkin ketika 3
Tuhan mengajarkan aku untuk "MELAYANI"
Yaitu aku harus melakukan semua perintah Tuhan dan mau melayani Tuhan dengan hati yang sungguh tanpa paksaan atau hanya karena ikut-ikutan. Aku ingin Tuhan selalu mengangkat aku lebih tinggi..
Dan ,aku tidak ketinggalan berkat yang dari Tuhan.
aku diajarkan sama Tuhan tentang "MENGASIHI"
Aku harus bisa memaafkan orang lain, saat aku menyimpan dendam atau aku marah secara langsung.
Aku mau belajar untuk mengasihi Tuhan dan sesama manusia.
Aku belajar untuk menahan setiap emosi dan amarah yang aku pendam akan kubuang.
Mengapa ?
Karena itu sangat "merugikan" diri kita sendiri dan orang terdekat kita.
Kita sudah membuka celah pintu yg kecil buat si iblis !
Jadi aku mau selalu mengasihi.
Ketiga,
aku ingin menerangkan tentang hal "MENCINTAI"
Itu yang Tuhan bisikkan padaku, Mencintai hampir sama dengan halnya memberi. Dia mau aku selalu berusaha memberi yang terbaik khususnya buat Dia dan buat sesama manusia.
Mau bertanggung jawab dan melakukan hal-hal baik tanpa rasa berat hati.
Berani mengambil komitmen yang tepat seperti anak-anak Tuhan.
Ingin membagikan berkat yang aku terima untuk orang lain , dan selalu menjadikannya pedoman yang kuat dalam hidupku dan semua orang..
Ketiga hal itu sangat berkesan dalam hidupku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar