Tak ada yang aneh bagiku, hanya rasa kehilangan yang begitu besar. Aku melupakan suatu hal yang seharusnya tak kulupakan begitu saja. Aku harusnya sangat sadar bahwa aku pasti akan kehilangan suatu hal itu, laki-laki. Dan hari ini, hujan kembali mengingatkanku, matahari tak selalu bersinar hangat, kadang, ia bahkan sembunyi dibalik awan mendung penuh rintik ini. Aku, kehilangan laki-lakiku.
Kami harus memilih hal yang tak pernah ingin kami pilih, tapi inilah jalan terbaik yang memang harus dan sangat harus dipilih. Mungkin benar, semua akan kembali wajar, kehidupan akan terus berlanjut*life must goes on*, kami akan memulai hidup baru dimana senyuman, pelukan dan tatapan mata tak kan lagi menemani. Tak ada yang tahu apa yang terjadi kelak, tapi, saat ini, disini, kami memutuskan untuk berhenti.
Hal yang sangat berat untukku, dia begitu sempurna, laki-laki yang membuatku sempurna, cinta yang melengkapi segala hal terindah dalam duniaku. Dan itu, sangat sakit ketika menatapnya pergi untuk sesuatu yang seharusnya bisa kami perjuangkan. Hidup memang tak harus memenangkan suatu hal, ini tentang likuan yang harus kami jalani sebelum benar-benar memahami, bahwa kami saling mencintai, apapun itu.
Ketika kami berusaha untuk saling bertahan dengan cara kami masing-masing, untuk saling berjuang dengan pengorbanan kami masing-masing, Sang Cinta lebih mencintai kami dengan menjadikan kami dua makhluk yang terpisah. Mungkin, dengan cara ini kami bisa semakin mengerti makna pertemuan dan hakekat perpisahan.
Rasa sakit, mungkin akan membunuhku perlahan-lahan. Rasa rindu, mungkin akan menyiksaku sepanjang malam, dan hujan hari ini adalah kenangan. Semua akan menjadi hal baru, hidup baru, diri baru, hati baru, meski peranmu tak kan pernah tergantikan. Aku hanya ingin mengatakan, bahwa kau begitu sempurna untukku, untuk hidupku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar